Pangeran Sutajaya Wira Upas, putra dari Pangeran Wirasuta yang merupakan cucu Mahkota Kasultanan Cirebon pun mendapat tugas dari Sultan Cirebon agar membabad alas roban tersebut. Saat babad alas, Pangeran Sutajaya menggunakan pusaka sebuah keris yang bernama Setan Kober dan dibantu pawongan dari bangsa jin bernama Lorod. Pangeran Wira Dipati Anom inilah yang meletakkan dasar bagi terbangunnya Kepangeranan Gebang menjadi wilayah mandiri terpisah dari Cirebon, selaras dengan perkembangan di Mataram, Banten dan VOC. Tahun 1689 Pangeran Sutajaya menandatangani perjanjian dengan Kompeni dan menjadikan Gebang sebagai Keemiran atau Kepangeranan tersendiri.
![](https://i.ytimg.com/vi/yv7z2zXWKNM/maxresdefault.jpg)
Tari Topeng Cirebon Ananda Satria Haul Pangeran Sutajaya & Pangeran
Gebang through Babad Sutajaya manuscript stored in Pangeran (Prince) Pasarean Museum. From the ancient manuscripts, taken a number of es-sences related footage Sutajaya figure to study. The. This article aimed to reveal the image of Prince Gebang through Babad Sutajaya manuscript stored in Pangeran (Prince) Pasarean Museum. Based on the ancient manuscripts, a number of essences related footage Sutajaya figure were taken to be analyzed. Historical elements contained in the affinity of the story were comparated to records of colonial. Prince Gebang was one of the local rulers who collaborated with the VOC at the end of the 17th century. His domain, named as the Principality of Gebang (Kepangeranan Gebang), extended from the northern coastal area of Gebang Sea to the south side of the Cijolang River bordering on Galuh. Although the name of Sutajaya was clearly written as Prince Gebang (Pangeran Gebang) in the colonial. Prince Gebang was one of the local rulers who collaborated with the VOC at the end of the 17th century. His domain, named as the Principality of Gebang (Kepangeranan Gebang), extended from the northern coastal area of Gebang Sea to the south side of the Cijolang River bordering on Galuh. Although the name of Sutajaya is clearly written as Prince Gebang (Pangeran Gebang) in the colonial.
![](https://i.ytimg.com/vi/u7sj3RNFNQ0/maxresdefault.jpg)
Suket Teki Haul Pangeran Sutajaya & Pangeran Penganten Gebang 2019
Pangeran Sutajaya sering diduga sebagai putra Wirasuta, namun jika dilihat periode kelahiran keduanya yang terpaut sekira satu abad sulit diasumsikan bahwa Sutajaya adalah putra Wirasuta. Pangeran Sutajaya memerintah hingga wafatnya Nopember 1706 dan digantikan putranya yang menggunakan nama jabatan Pangeran Ngabei Sutajaya.hingga dilanjutkan. CIREBON - Penyelenggaran Haul Pangeran Sutajaya tahun 2023, Sabtu (9/12/2023), berjalan sukses dan meriah. Haul yang dilaksanakan di lapang bola Panorama, Gebangkulon tersebut, kembali mengangkat tema etnis dan budaya lokal. Sejak dibukanya acara di pagi hari, masyarakat antusias mengikuti seluruh rangkaian acara, yang pada tahun ini memasuki tahun ke-9 penyelenggaraan sejak pertama kali. CIREBON - Pelaksanaan Haul Pangeran Sutajaya dan Pangeran Pengantin yang sempat diundur beberapa kali dan akhirnya hanya dilaksanakan separuh acara pada Senin (27/12/2021) siang dikarenakan terjadi angin puting beliung, mendapat tanggapan dari Sultan Keraton Kasepuhan dengan gelar Sultan Sepuh Jaenudin II Arianatareja alias Pangeran Kuda Putih.. This paper seeks to reveal the image of Prince Gebang through Babad Sutajaya manuscript stored in Pangeran (Prince) Pasarean Museum. From the ancient manuscripts, taken a number of essences.
![](https://i.ytimg.com/vi/b9v4cenRXRw/maxresdefault.jpg)
Pangeran Sutajaya dan Keris Setan Kober YouTube
Pangeran Sutajaya diberi hak untuk memerintah wilayah-wilayah atau suku-suku di daerah Kepangeranan Gebang. Pangeran Sutajaya adalah putra Aria Wirasuta, cucu Pangeran Paserean, cicit Susuhunan Gunung Jati. Keraton Gebang didirikan oleh Pangeran Sutajaya sebagai pusat pemerintahan Gebang dan juga difungsikan untuk gudang logistik Kesultanan. Pelurusan silsilah sejarah Pangeran Sutajaya Gebang Bin Panembahan Wirasuta beserta garis keturunanya dan hubunganya dengan Padepokan AL KAROMAH BLARAK SENGK.
Pasca perang, Pangeran Wirasuta lebih memilih hidup biasa. Oleh pihak Kesultanan diberi tempat di kali Dalung dengan status dikenai sangsi tidak boleh menggunakan gelar kebangsawanan. Namun puteranya yang lain yaitu Sutajaya ketika kembali ke Cirebon, tetap memakai gelar kebangsawanan dan memakai gelar Pangeran Sutajaya atau Pangeran Gebang II. Semua pasukan Pangeran Sutajaya kembali berkumpul ditempat semula pada saat mereka datang pertamakali untuk beristirahat dan Pangeran Sutajaya membuat perundingan untuk menamai tempat yang telah mereka singgahi. Tempat yang dipakai Semedi dan Tafakur beliau memberikan nama Jangraga, kata Jangraga tersebut memberi 2 arti, yaitu, buat jiwa.
![](https://i.ytimg.com/vi/-NLtiOO85fY/maxresdefault.jpg)
Tawasul & Do'a Bersama Dalam Rangka Haul Pangeran Sutajaya & Pangeran
Pangeran Sutajaya sering diduga sebagai putra Wirasuta, namun jika dilihat periode kelahiran keduanya yang terpaut satu abad lebih sulit diasumsikan bahwa Sutajaya adalah putra Wirasuta. Pangeran Sutajaya m emerintah hingga wafatnya Nopember 1706 dan digantikan putranya yang menggunakan nama jabatan Pangeran Ngabei Sutajaya.hingga dilanjutkan. Acara tahunan yang sekarang rutin di selenggarakan untuk menjaga peninggalan pangeran sutajaya..