Filosofi Angklung Anies Baswedan YouTube

Filosofi angklung, khususnya bagi urang Sunda, ternyata cukup dekat dengan penggambaran kehidupan manusia. Filosofi ini berawal dari makna angklung yang berasal dari kata "angka" yang berarti nada dan "lung" yang berarti pecah. Jadi. secara harafiah angklung diartikan sebagai nada yang pecah atau tidak lengkap. Dictionary of the Sunda Language karya Jonathan Rigg, yang diterbitkan pada tahun 1862 di Batavia, menuliskan bahwa angklung adalah alat musik yang terbuat dari pipa-pipa bambu yang dipotong ujung-ujungnya menyerupai pipa-pipa dalam suatu organ, dan diikat bersama dalam suatu bingkai, digetarkan untuk menghasilkan bunyi. [1]

Sejarah dan Filosofi Angklung

1# Saling melengkapi Angklung berasal dari kata "angka" , yang di definisikan sebagai nada dan "lung" yang berarti pecah. Secara harfiah angklung diartikan sebagai nada yang pecah atau tidak lengkap. Angklung jika dibunyikan sendiri tidak akan lengkap, kita tidak bisa merasakan nada apa yang sedang berbunyi atau lagu apa yang sedang dimainkan. Dalam filosofi Urang Sunda, angklung diibaratkan sebagai penggambaran kehidupan manusia. Berbentuk tabung dengan berbagai ukuran, dari kecil hingga besar, dari rendah ke tinggi yang mewakili level kehidupan dan perkembangan manusia. Angklung berasal dari kata "Angka" yang berarti nada dan "Lung" yang berarti pecah. The angklung (Sundanese: ᮃᮀᮊᮣᮥᮀ) is a musical instrument from the Sundanese people in Indonesia made of a varying number of bamboo tubes attached to a bamboo frame. The tubes are carved to have a resonant pitch when struck and are tuned to octaves, similar to Western handbells.The base of the frame is held in one hand, while the other hand shakes the instrument, causing a repeating. Filosofi Angklung/MP/Widi MerahPutih Budaya - Angklung tidak sekadar bagian dari seni tradisional Nusantara, namun sudah menjadi warisan dunia.Salah seorang praktisi angklung Bandung Asep Suhanda, mengungkapkan, komponen alat musik yang terbuat dari bambu, dan lahir dari seni tradisional masyarakat Jawa Barat ini memiliki pesan mendalam dalam.

Kak Anwar Life Note's FILOSOFI ALAT MUSIK ANGKLUNG

Angklung telah masuk dalam Daftar Representatif UNESCO untuk Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan sejak 16 Januari 2011. Secara historis, ada dua jenis angklung, yakni angklung tradisional dan angklung modern. Angklung tradisional biasanya masih erat kaitannya dengan ritual adat. Cara memainkan angklung ini mengandung filosofi yang serat makna. Menurut sesepuh Sunda, tabung angklung melambangkan manusia dan kehidupannya. Angklung tidak bisa menjadi alat musik jika hanya terdiri dari satu tabung. Artinya, manusia mungkin tidak dapat hidup dengan baik ketika tidak bekerja sama dengan orang lain. "Jadi kalau kita lihat filosofi angklung sendiri luar biasa sekali. Bagaimana kita, kalau bunyinya cuma satu not itu enggak akan muncul keindahan, tetapi dengan imperfection itu bisa menciptakan perfection dengan kita bersatu menjadi satu, bisa memahami perbedaan, toleransi, itulah kebhinekaan," kata Atikoh. Atikoh menyebut bermain angklung memiliki filosofi persatuan untuk memahami perbedaan dan bertoleransi. "Ini juga luar biasa tadi kita juga main angklung sama-sama, hampir 1.000 orang yang mana mayoritas baru pertama kali main angklung tapi ternyata tercipta harmoni," kata Atikoh.

Harmoni Kehidupan dalam Filosofi Angklung Karena Hidup Adalah Perjalanan

Artinya, kata dia, angklung mengajarkan rakyat arti kebersamaan dengan mengedepankan toleransi agar tercipta kesempurnaan. "Jadi kalau kita lihat filosofi angklung sendiri luar biasa sekali. Bagaimana kita, kalau bunyinya cuma satu not itu enggak akan muncul keindahan, tetapi dengan imperfection itu bisa menciptakan perfection dengan kita. Menurut Ridwan Kamil, angklung punya nilai filosofis seperti kebersamaan, saling menghargai, dan kepatuhan terhadap aturan. Ridwan Kamil menyebut, tiga aspek itu menjadi harmoni dalam sebuah permainan angklung. Banyak kehidupan secara sosial budaya dapat diterapkan melalui filosofi angklung. Sejarah. Angklung memiliki sejarah yang panjang dan sudah ada sejak dulu hingga berkembang sampai sekarang. Dikutip dari buku Panduan Bermain Angklung (2010) karya Obby A.R Wiramihardha, sejarah angklung awalnya merupakan salah satu alat bunyi-bunyian yang digunakan untuk upacara-upacara yang berhubungan dengan padi. Filosofi Angklung Menurut Karuhun Urang Sunda jaman dahulu,kehidupan manusia diibaratkan seperti tabung angklung. Tabung tersebut mempersonifikasikan manusia itu sendiri. Angklung bukanlah sebuah angklung apabila ia hanya terdiri dari satu tabung saja.

Saung Udjo, The Power of Angklung Mongabay.co.id

The angklung's origin dates back 400 years to West Java, Indonesia. It was created by the Sundanese people. The instrument is made from a varying number of bamboo tubes attached to a bamboo frame. Film fiksi pendek dari hasil adaptasi filosofi angklung merupakan perancangan film fiksi yang dimana film tersebut mengangkat tentang makna filosofi yang terdapat pada angklung, khususnya angklung yang berada di Jawa Barat. Film ini akan menjelaskan mengenai filosofi angklung yang memiliki makna dari unsur isi, bentuk serta fungsi angklung itu.